Sabtu, 25 April 2009

mangga dan lalat buah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aspek Teknis

2.1.1 Tanaman Mangga

Tanaman mangga tumbuh dan berproduksi optimal pada daerah dengan ketinggian 0-500 m dpl dengan suhu harian 26o-28o C. Curah hujan optimal 1000-2500 mm per tahun bulan kering 4-6 bulan (curah hujan per bulan kurang dari 60 mm. (Anonymous. 2008b).

Buah mangga termasuk kelompok buah batu yang berdaging. Panjang buah kira-kira 2,5-30 cm. Bentuk buah ada yang bulat, bulat telur atau memanjang. (Anonymous. 2008b).

Salah satu penyebab kerusakan pada buah mangga adalah lalat buah (Bactrocera sp) terutama lalat buah betina dengan cara meletakkan telur pada buah dengan menggunakan ovipositor sehingga buah menjadi luka akibat tusukan ovipositor lalat buah betina.

Buah mangga yang terserang oleh lalat buah kemudian membusuk karena proses perkembangan telur menjadi larva di dalam daging buah dan jika buah mangga dibelah maka di dalam buah terdapat sekumpulan larva, larva berkembang memperoleh makanan dari daging buah sehingga buah lama-kelamaan menjadi busuk dan jatuh sebelum masak. (Anonymous. 2008b).

2.1.2 Hama Lalat Buah (Bactrocera spp.)

1. Morfologi/Bioekologi

Lalat buah dewasa berwarna kuning bersayap putih bening dan memiliki ukuran tubuh sepanjang 7-8 mm (Budijono dkk. 1998;3). Dalam perkembangbiakan lalat buah selalu hinggap pada buah untuk meletakkan telur yang pada akhirnya menyebabkan buah menjadi rusak.

Zulfitriany (2000:123) menyatakan bahwa umur telur lalat buah 2 hari kemudian telur menetas menjadi larva yang berwarna putih keruh, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva hidup dan berkembang dalam daging buah selama 6 - 9 hari, larva memanfaatkan daging buah sebagai bahan makanan selama di dalam buah.

Lalat dewasa berwarna merah kecoklatan, dada berwarna gelap dengan 2 garis kuning membujur, pada bagian perut terdapat 3 garis melintang. Lalat betina ujung perutnya lebih runcing, sedangkan lalat jantan lebih bulat. Siklus hidup dari telur sampai lalat dewasa berlangsung 16 hari. (Anonymous, 2008a)

2. Gejala Serangan Lalat Buah

Gejala awal pada permukaan kulit buah ditandai dengan adanya noda/titik bekas tusukan ovipositor (alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telurnya ke dalam buah (Baswarsiati dan Yuniarti, 2007;67). Telur yang berkembang dalam buah mengakibatkan timbulnya titik-titik kecil di atas permukaan kulit buah, titik-titik kecil tersebut selanjutnya berkembang menjadi noda-noda hitam dan lama-kelamaan noda-noda tersebut menjadi bercak coklat pada buah yang kemudian membusuk.

Akibat telur lalat buah yang menetas menjadi larva dari dalam buah, maka Larva yang berkembang di dalam buah akan memakan daging buah sebagai bahan makanan selama di dalam buah dan akhirnya buah menjadi busuk dan gugur sebelum matang. (Anonymous, 2008a).

Noda atau titik bercak pada buah menyebar dengan cepat seiring dengan terjadinya pembusukan di dalam buah, buah yang busuk kemudian akan jatuh dan berguguran, bentuk buah menjadi kurang bagus dan jelek.

2.1.3 Pestisida Nabati

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 6 tahun 1995 pasal 3 ditetapkan bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan melalui system Pengendalian Hama Terpadu (PHT), selanjutnya dalam pasal 19 dinyatakan bahwa penggunaan pestisida dalam rangka pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan alternatif terakhir dan dampak yang ditimbulkan harus ditekan seminimal mungkin.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) harus efektif terhadap hama sasaran namun aman terhadap organisme bukan sasaran (musuh alami) dan lingkungan, salah satu pestisida yang memenuhi persyaratan tersebut adalah pestisida nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Menurut Harysaksono dkk. (2008:2) secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu bahan pengendali organisme pengganggu tanaman yang berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas.

Harysaksono dkk. (2008:5-7) salah satu komponen produk system budidaya yang baik adalah tanpa residu kimia. Oleh karena itu aplikasi pestisida nabati perlu dimasyarakatkan. Jika dibandingkan dengan pestisida kimia atau anorganik pestisida nabati memiliki keunggulan antara lain:

1. Murah dan mudah dibuat oleh petani

2. Relatif aman terhadap lingkungan

3. Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman

4. Sulit mengakibatkan kekebalan hama

5. Kompatibel atau dapat digabung dengan cara pengendalian yang lain

6. Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu

(Harysaksono dkk. 2008:5-7)

Matoa. (2008) menyatakan bahwa penggunaan pestisida organik cukup mendukung untuk mengatasi masalah gangguan serangan hama tanaman komersial. Pestisida organik pun dapat menjamin keamanan ekosistem.

Menurut Ria, 1994 ( dalam Kardinan 2007: 61) bahwa pestisida organik hanya mengusir hama dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia. (Matoa. 2008:1)

Pestisida organik bersifat selektif (hanya mematikan OPT tertentu) dan tidak membahayakan kehidupan musuh alami, serta dapat terurai dengan cepat oleh faktor-faktor lingkungan (alam) hasil penguraiannya akan kembali ke alam dalam bentuk bahan yang tidak mengandung racun. (Novizan. 2002:19).

2.1.4 Atraktan Nabati

Atraktan nabati dapat di peroleh dari tanaman yang mengandung bahan aktif yang bersifat paraferomon (sex feromon), senyawa (bahan aktif) yang memiliki aroma yang sama dihasilkan oleh serangga betina sehingga mampu menarik serangga jantan untuk datang.

Penggunaan atraktan dengan menggunakan bahan metil eugenol merupakan cara pengendalian yang ramah lingkungan (Djatmiadi, 2004; Vargas, 2007 dalam Kardinan, 2007). Atraktan bisa berupa bahan kimia yang dikenal dengan semio chemicals. Semio chemicals dapat mempengaruhi tingkah laku serangga, seperti mencari makanan, peletakkan telur, hubungan seksual dan lainnya (Metcalf and Luckmann, 1982 dalam Kardinan, 2007). Salah satu dari semio chemicals adalah kairomones. Sejenis kairomones yang dapat merangsang olfactory (alat sensor) serangga adalah metil eugenol, yang merupakan atraktan lalat buah (Drew et al., 1978 dalam Kardinan, 2007).

Penggunaan atraktan merupakan cara pengendalian hama lalat buah yang ramah lingkungan, karena baik komoditas yang dilindungi maupun lingkungannya tidak terkontaminasi oleh atraktan. Selain itu atraktan ini tidak membunuh serangga bukan sasaran (serangga berguna seperti lebah madu, serangga penyerbuk atau musuh alami hama), karena bersifat spesifik, yaitu hanya memerangkap hama lalat buah, sehingga tidak ada risiko atau dampak negatif dari penggunaannya. (Anonymous, 2006b).

Atraktan nabati bersifat spesifik untuk hama lalat buah. Cara penggunaannya adalah dengan meneteskannya (sekitar 1 ml) pada gumpalan kapas yang terdapat di dalam botol perangkap. Botol perangkap dapat dibuat dari botol minuman air mineral dengan cara memotong ujungnya dan memasangkannya secara terbalik sehingga berbentuk corong. Di dasar botol tersebut diberi air untuk membunuh lalat yang masuk, yaitu dengan cara apabila sayap lalat menyentuh air, maka lalat akan lengket dan tenggelam. Penetesan atraktan diulang setiap 2-4 minggu, bergantung pada kondisi peletakan perangkap, semakin ternaungi sinar matahari semakin tahan lama dan sebaliknya semakin terbuka terhadap sinar matahari maka semakin cepat habisnya. (Anonymous, 2006b).

Metil eugenol dapat dihasilkan dari tanaman Melaleuca sp dan Ocimum sp. (Kardinan, 2007). Atraktan dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah dalam 3 cara, yaitu : (a) mendeteksi atau memonitor populasi lalat buah, (b) menarik lalat buah untuk kemudian dibunuh dengan perangkap dan (c) mengacaukan lalat buah dalam melakukan perkawinan, berkumpul ataupun tingkah laku makan (Metcalf and Luckman, 1982 dalam Kardinan, 2007).

2.1.5 Kemangi (Ocimum sp.)

1. Deskripsi

Menurut Hegi dalam Martono dkk, (2004:52) bahwa kemangi (Ocimum sp.) merupakan tanaman semak perdu yang tumbuh liar dan berpenampilan cukup rimbun. Kemangi (Ocimum sp.) memiliki bunga berwarna putih batang halus dengan daun pada setiap ruas, daun berwarna hijau muda dengan bentuk oval antara 3-4 cm (panjang) (Anonymous, 2006a).

Jika dibiarkan berbunga maka pertumbuhan kemangi akan sedikit melambat terutama pada pertumbuhan daun akan sedikit (kurang lebat), kemangi (Ocimum sp.) yang dibiarkan berbunga lebih dominan cepat tua dan mati. (Anonymmous, 2009)

Kemangi (Ocimum sp.) memiliki aroma yang khas dengan tinggi tanaman antara 60–70 cm dari permukaan tanah, selain memiliki bunga, kemangi juga memiliki biji dengan ukuran 0,1 mm.

2. Syarat Tumbuh Kemangi (Ocimum sp.)

Kemangi dapat tumbuh di semua wilayah Indonesia, tumbuhan kemangi banyak dijumpai di daerah dataran rendah hingga ketinggian 1.100 m dari permukaan laut (Martono dkk, 2004;52). kemangi dapat tumbuh pada tanah yang memiliki pH antara 5-7, pada kondisi tanah yang masam kemangipun dapat tumbuh dengan baik.

Pertumbuhan kemangi sangat toleran terhadap cuaca panas maupun dingin dan tinggi tempat penanaman, perbedaan iklim mengakibatkan penampilan kemangi sedikit berbeda dengan kemangi yang di tanam di dataran tinggi, Kemangi yang di tanam di daerah dingin daunnya lebih lebar dan lebih hijau. Sedang kemangi di daerah panas daunnya kecil, tipis, dan berwama hijau pucat. (Anonymous, 2009).

Martono dkk, (2004;52) menyatakan bahwa beberapa jenis kemangi yang tumbuh di Indonesia mempunyai nilai ekonomis penting dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai penghasil minyak atsiri yang digunakan untuk obat-obatan, pengharum, bumbu, dan bahan baku pestisida nabati dengan klasifikasi ilmiahnya sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Spesies : O. ×citriodorum

3. Kandungan Kimia Kemangi (Ocimum sp.)

Tanaman kemangi (Ocimum sp.) bersifat polymorphis. Berdasarkan senyawa utama (bahan aktif) dalam minyak yang berasal dari tanaman ocimum, maka dapat dibedakan menjadi 4 tipe yaitu: (1) tipe Eropa (methyl chavicol, linalool), (2) tipe Reunion (methyl chavicol, camphor), (3) tipe methyl cinnamate, dan (4) tipe eugenol (eugenol). Ada 11 jenis ocimum yang telah dikenal di dunia, empat diantaranya ada di Indonesia dengan nama daerah dan kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda (Hadipoentyanti, 1994 dalam Martono, 2004;52).

Senyawa methyl eugenol tertinggi terdapat pada tipe eugenol (Burkill, 1935 dalam Martono, 2004;54) yang berfungsi sebagai penarik (atraktan) lalat buah (B. Dorsalis) memiliki senyawa utama (bahan aktif) yang dapat di gunakan sebagai penarik (atraktan), senyawa utamanya mampu menarik hama lalat buah jantan masuk ke dalam perangkap. (Asman, 2004;28).

2.1.6 Sereh (Andropogon nardus L.)

1. Syarat Tumbuh Sereh

Biasanya tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 60-140 M dpl. Perbanyakan: dapat diperbanyak dengan potongan rimpang. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 0,5-1 meter Pemanenan: dilakukan bila tinggi tanaman telah mencapai 1-1,5 meter. Pemotongan pertama dilakukan pada umur 6-9 bulan. Pemanenan selanjutnya dilakukan selang 3-4 bulan (umur panen sangat mempengaruhi rendemen minyak atsiri). Penurunan intensitas cahaya matahari sampai 50% dan pemupukan urea sampai 100 kg/ha dapat berefek pada peningkatan hasil minyak atsiri.

2. Kandungan sereh

Kandungan minyak tanaman sereh wangi meliputi geraniol dalam minyak sebesar 44,01%-51% dan citronella sebesar 0.5-1,3% (Soenardi,et al, 1980). Selain itu minyak sereh mengandung campuran dari bahan hayati, termasuk di dalamnya aldehide, alkohol, ester, keton dan terpene. Bahan-bahan ini kemungkinan merupakan sisa metabolisme tumbuhtumbuhan dan digunakan untuk menjalankan peran ganda, seperti menarik serangga atau mengusir serangga. Unsur yang mengandung aroma, kemungkinan terbentuk dalam hijau daun (Chloroplast) kemudian unsur tersebut bersatu dengan glukosa, men-ciptakan glukosida yang disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan. Sehingga aroma yang ditimbulkan oleh senyawa-senyawa tersebut diduga mempunyai daya tarik terhadap lalat buah

2.1.7 Nilam

1. Syarat Tumbuh Nilam

Tanaman nilam tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 0-700 dpl. (Rosman et al, 1998). Di dataran tinggi nilam dapat tumbuh dengan baik namun kadar minyaknya rendah, sebaliknya tanaman nilam di dataran rendah kadar minyaknya tinggi. Tanaman nilam menghendaki sinar matahari 75%-100%, jadi tanaman nilam yang kekurangan cahaya kadar minyak atsirinya rendah. (Santoso, 1990).

Nilam dapat tumbuh di sawah, atau tanah tegalan, tanah yang dikehendaki adalah tanah yang subur dan banyak mengandung bahan organik, pH 5,5-7 dengan curah hujan 3000 mm/tahun.

2. Kandungan Nilam

Minyak nilam merupakan bahan baku terpenting untuk industri karena minyak nilam mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: sukar tercuci, sukar menguap dibandingkan minyak atsiri lainnya, dapat larut dalam alcohol dan atsiri lainnya. (Santoso, 1990).

Kandungan yang terdapat di dalam minyak nilam meliputi: patchouli alcohol, patchouli camphor, eugenol, benzaldehyde, cinnamic aldehuyde, dan cadinene.

Kandungan nilam berupa eugenol dapat digunakan sebagai pestisida nabati jenis atraktan yang berfungsi sebagai penarik hama lalat buah.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

janda kembang, mandi kembang...
hallo world

Anonim mengatakan...

bole minta jurnal lengkapnya ga? buat penelitian ni,,,

lee mengatakan...

makasih gan tipsnya

Anonim mengatakan...

Saucify - Casino Online | Xn Play
Saucify is 우리카지노 계열사 a popular gambling and social casino that accepts cryptocurrency. Enjoy gambling on a wide range 메리트카지노 of vua nhà cái popular casino games such as poker, slots,

Unknown mengatakan...

air jordan 18 retro varsity red great site
air air jordan 18 retro red to us jordan 18 retro varsity air jordan 18 retro varsity red from us red great site. air jordan 18 retro 스포츠토토 최고배당 샤오미 varsity red great how to buy air jordan 18 retro men red site. great air jordan 18 retro yellow air jordan 18 retro varsity red

Unknown mengatakan...

Top 10 best slots casinos for 2021 - SOL.EU
Best Slots Casino: Best Real Money Slots Sites 2021 · Red Dog Casino: Best Overall aprcasino Slots Casino For USA Players https://sol.edu.kg/ · Ignition Casino: Best https://deccasino.com/review/merit-casino/ Casino febcasino.com For ventureberg.com/ Roulette